Kamis , 17 Mei 2018
1. Orem-orem
Orem-orem adalah masakan kuliner Jawa dari Kota Malang yang berbahan dasar irisan tempe goreng, ayam, dan dimasak bersama kuah santan kental. Penyajiannya adalah dengan ketupat iris yang diberi tauge, tempe dan disiram kuah sayur kuah santan. Rasa kuah orem-orem mirip seperti sayur lodeh dengan rasa sedikit pedas, dan bisa ditambah kecap manis dan sambal sesuai selera. Masakan ini adalah khas dari Kota Malang, Jawa Timur. Orem-orem dahulu biasa hanya disajikan dalam acara hajatan seperti pernikahan dan syukuran di masyarakat Kota Malang. Namun sejak 1980-an, masakan orem-orem juga dapat dibeli di warung tradisional, bahkan pedagang kaki lima. Malang telah dikenal sebagai kota yang memiliki makanan khas tempe, yaitu "Tempe khas Malang" ataupun "kripik tempe". Dari bahan dasar inilah orem-orem juga menjadi populer. Orem-orem adalah masakan yang terbuat dari irisan tempe khas Malang yang digoreng, ayam, dan dimasak bersama kuah santan kental. Penyajiannya adalah dengan ketupat iris yang diberi tauge, tempe dan disiram kuah sayur kuah santan. Kuah orem-orem layaknya sayur lodeh namun kental dan dengan rasa sedikit pedas. Biasanya dapat ditambah kecap manis atau sambal sesuai selera. Yang membuat orem-orem unik adalah cara masaknya yang menggunakan bahan bakar arang, karena bara api arang yang tak mengubah aroma bumbu dasarnya. Orem-orem hanya dapat ditemukan di Malang, karena bahan dasarnya menggunakan tempe khas Malang, dan menggunakan bumbu-bumbu lokal Malang.
2. Soto Kambing
Soto kambing adalah makanan khas Indonesia yang berupa sejenis sup kambing dengan kuah yang berwarna kekuningan. Warna kuning ini dikarenakan oleh kunyit yang digunakan sebagai bumbu. Soto kambing banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia dan Singapura. Selain daging kambing, bahan yang digunakan juga meliputi telur rebus, irisan kentang, daun seledri, serta bawang goreng. Terkadang soto juga disajikan dengan lontong atau nasi putih. Selain itu soto kambing juga sering dihidangkan dengan sambal, kerupuk dan koya (campuran tumbukan kerupuk dengan bawang putih).
3. Cwie Mie
Cwie Mie disajikan dengan krupuk yang menjadi mangkuk, tapi ada juga yang tanpa krupuk mangkuk. Sedangkan pangsit tidak pernah disajikan dengan krupuk mangkuk, hanya dengan krupuk pangsit kecil biasa. Dari segi bumbu pun berbeda, bila Cwie Mie lebih bening dan asin, Mie Ayam bumbunya berwarna coklat dan manis. Bila Anda suka yang gurih, pasti akan lebih suka dengan Cwie Mie. Di Cwie Mie, ayamnya lebih kecil dan halus seperti Mie Pangsit, sedangkan Mie Ayam dengan ayam yang dipotong kecil namun tak sehalus Cwie Mie. Selada dan taburan bawang goreng yang ada di Cwie Mie khas Malang ini akan semakin sedap dan berbeda dari makanan dari olahan mie lainnya. Cwie Mie juga dijual dengan berbagai varian topping, tak hanya ayam saja, ada di beberapa kedai yang mejual dengan tambahan seafood lainnya seperti udang atau dengan tambahan pentol dan siomay juga sedap.
4. Nasi Mawut
Paduan nasi dan mie yang biasanya digoreng. sebagian menyebutnya nasi goreng magelangan. Mawut berkonotasi semrawut, acak-acakan. Dulu, yang tenar adalah nasi goreng atau bakmi goreng saja. Ketika keduanya dicampur jadi satu, tampak semrawut.
5. Mendol
Mendol adalah salah satu makanan khas Jawa Timur (selain rawon dan tempe kacang). Makanan ini terbuat dari bahan dasar tempe kedelai juga. Tempe mendol ini banyak ditemukan di daerah Malang baik untuk lauk maupun dimakan sebagai jajanan. Tempe ini berwarna kehitam-hitaman karena dibuat dari bahan tempe kedelai yang sudah agak basi. Bahan utama Mendol adalah tempe Malang yang berbentuk blok. Bumbunya yaitu kencur, bawang, brambang, ketumbar, jeruk purut, garam dan sedikit gula putih, cabe besar merah secukupnya dan cabe rawit kecil bagi yang suka pedas. Semua bumbu digiling menggunakan uleg (batu penggiling bumbu) sampai halus, lalu tempe dilumat bersama dengan bumbu tersebut. Tempe kondisi mentah dilumat tidak lembut, masih bertekstur tempe ( masih terlihat serpihan kedelainya), ratakan bumbu pada lumatan tempe tersebut. Setelah lumatan tempe berbumbu tersebut jadi, lalu dibentuk sebesar sekitar 5 x 3 x 2 cm, biasanya dikepal-kepal dalam tangan. Setelah itu dibiarkan saja sekitar 1-2 jam biar terfermentasi dengan baik, bila ingin rasa masam, biarkan sampai 6 jam. Goreng dengan minyak yang sudah panas, sampai warna kecoklatan. Ada yang suka mendol dengan rasa masam untuk rasa yang lebih khas. Ada yang suka lebih kering, gorenglah sampai berwarna kehitaman. Mendol paling enak dimakan dengan nasi hangat, dan atau bersama sayur asem kangkung.
6. Tahwa
Tauhue (Hanzi: 豆花, hanyu pinyin: douhua), di Indonesia lebih umum dikenal dengan nama tahwa atau kembang tahu, adalah sebuah camilan kecil tradisional Tionghoa. Tauhue adalah dialek Hokkian yang lazim dibahasakan di kalangan Tionghoa-Indonesia. Tauhue adalah penganan populer di Tainan, Taiwan. Tauhue erat hubungannya dengan tahu karena bahan dan cara pembuatan yang hampir sama. Makanan ini juga disebut puding tahu atau puding kedelai. Tauhue sangat populer di Tiongkok selatan, biasanya dihidangkan bersama dengan air gula. Di Taiwan, tauhue biasanya juga dihidangkan bersama kacang merah, air jeruk nipis untuk menambah keragaman rasa.
7. Rengginang
Rengginang adalah sejenis kerupuk tebal yang terbuat dari nasi atau beras ketan yang dikeringkan dengan cara dijemur di bawah panas matahari lalu digoreng panas dalam minyak goreng dalam jumlah yang banyak. Agak berbeda dari jenis kerupuk lain yang umumnya terbuat dari adonan bahan yang dihaluskan seperti tepung tapioka atau tumbukan biji melinjo, rengginang tidak dihancurkan sehingga bentuk butiran nasi atau ketannya masih tampak. Seringkali rengginang dibuat dari nasi sisa yang tak termakan, lalu dijemur dan dikeringkan untuk kemudian digoreng dan dijadikan rengginang. Di Jawa Tengah juga dikenal penganan yang sama yang disebut intip goreng, yakni kerak nasi (Jw.: intip) sisa menanak yang melekat pada dandang yang kemudian dikeringkan dan digoreng. Perbedaan antara intip goreng dan rengginang hanyalah pada ukurannya. Intip berukuran lebih besar daripada rengginang karena dicetak dari dasar dandang atau periuk penanak nasi. Dalam pada itu, di beberapa tempat di Jawa Barat dikenal pula penganan berbentuk serupa namun dengan bahan dasar singkong atau gaplek, yang disebut renggining. Rengginang dapat digoreng tanpa diberi bumbu maupun rasa, asin atau manis. Ada jenis rengginang yang diberi rasa dengan udang, terasi, atau kerang lorjuk (kerang bambu).
8. Serabi
Serabi berasal dari bahasa sunda yaitu ‘sura’ yang berarti besar. Serabi sudah menjadi makanan tradisional yang banyak digemari sejak tahun 1923. Asal usul serabi hingga kini masih diperdebatkan. Ada yang menyebutkan serabi berasal dari India, namun ada juga yang mengatakan serabi mendapatkan pengaruh panekuk yang berasal dari Belanda. Bentuk serabi mirip dengan pancake, hanya saja ukurannya lebih kecil dan lebih tebal. Umumnya, adonan serabi dibuat dari tepung beras atau tepung terigu, mentega, dan telur sebagai bahan utama. Adonan tersebut kemudian dicetak di dalam cetakan yang terbuat dari tanah liat, dan dibakar menggunakan tungku atau kayu bakar. Secara tradisional, serabi biasanya disajikan bersama kuah atau saus yang dibuat dari gula jawa dan santan kelapa yang disebut dengan kinca. Seiring berjalannya waktu, kini sudah banyak modifikasi serabi yang ditambahkan berbagai toppingan manis dan asin, seperti keju, daging, jagung, dan lainnya. Dan disajikan dengan tambahan mayones atau saus cokelat. Terdapat banyak macam serabi di Indonesia, seperti serabi solo, serabi jakarta, serabi bandung, serabi mataram, dan serabi modern. Hanya saja, hanya dua jenis serabi yang cukup terkenal di Indonesia, yakni serabi bandung dan serabi solo. Kedua jenis serabi ini memiliki perbedaan, baik dari bahan hingga penyajian yang berbeda. Jika serabi bandung menggunakan tepung terigu sebagai bahan utamanya, maka serabi Solo menggunakan tepung beras sebagai bahan utamanya. Untuk penyajian, serabi bandung biasanya disajikan bersama kinca, sedangkan pada serabi solo, santan ditambahkan ke dalam adonan.
9. Plecing Kangkung
Plecing kangkung adalah masakan khas Indonesia yang berasal dari Lombok. Plecing kangkung terdiri dari kangkung yang direbus dan disajikan dalam keadaan dingin dan segar dengan sambal tomat, yang dibuat dari Cabai rawit, garam, terasi dan tomat, dan kadangkala diberi tetesan jeruk limau. sebagai pendamping Ayam taliwang, plecing kangkung biasanya disajikan dengan tambahan sayuran seperti taoge, kacang panjang, kacang tanah goreng, ataupun urap. Kangkung yang digunakan untuk masakan ini juga sangat khas, tidak seperti tanaman kangkung sayur yang misalnya lazim di Pulau Jawa, tetapi berupa kangkung air yang biasanya ditanam di sungai yang mengalir dengan metode tertentu, yang menghasilkan kangkung dengan batangan besar yang renyah. Pada zaman dahulu di Lombok ada seorang yang terkenal sangat sakti dan tidak bisa di kalahkan. oleh karena kesaktiannya ini ia ditakuti oleh orang-orang kala it.
Kemudian pada suatu hari ia diundang untuk mengadiri acara makan-makan di sebuah kerajaan, orang sakti inipun di tawari makan berupa PELECING LOMBOK, ketika ia makan pelecing tersebut, tiba-tiba kangkung yang ia makan melilit di tenggorokannya yang membuat ia susah bernafas dan kemudian membuat ia meninggal dunia.
Kemudian pada suatu hari ia diundang untuk mengadiri acara makan-makan di sebuah kerajaan, orang sakti inipun di tawari makan berupa PELECING LOMBOK, ketika ia makan pelecing tersebut, tiba-tiba kangkung yang ia makan melilit di tenggorokannya yang membuat ia susah bernafas dan kemudian membuat ia meninggal dunia.
10. Ayam Taliwang
Menurut sejarahnya, ayam taliwang berasal dari masyarakat Karang Taliwang yang bermukim di Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kemunculannya pertama kali pada masa peperangan antara Kerajaan Selaparang dengan Kerajaan Karangasem Bali. Pada masa peperangan itu pasukan Kerajaan Taliwang didatangkan untuk membantu Kerajaan Selaparang yang tengah diserang oleh kerajaan Karangasem Bali. Orang-orang Taliwang ditugaskan sebagai juru damai. Mereka ditempatkan Mereka ditempatkan di suatu wilayah yang dinamakan Karang Taliwang.
Selama penugasan, mereka melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem agar peperangan yang telah menelan banyak nyawa dan harta dihentikan. Pada misi tersebut juga melibatkan berbagai kelompok dari berbagai elemen seperti pemuka Agama islam, juru kuda dan juga juru masak. Masing-masing kelompok tersebut bertugas sesuai dengan keahlian dan kemampuan mereka. Pemuka Agama Islam bertugas memberikan pencerahan kepada masyarakat dan melakukan pendekatan dengan Raja Karangasem. Juru kuda bertugas menjaga dan memelihara kuda. Juru masak bertugas menyiapkan pasokan makanan selama masa itu. Sesuai dengan tugasnya, para juru masak ini menyajikan makanan hasil olahan ayam dengan bumbu-bumbu yang diperoleh dari alam sekitar. Seiring berjalannya waktu, terjadi pembauran masyarakat antara masyarakat Taliwang dengan masyarakat Sasak. Dan masakan pun ikut mengalami pembauran. Ayam diolah menjadi ayam pelalah, dan jadilah ayam pelalah ini cikal bakal ayam taliwang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar