Senin , 2 September 2019
1) Daun Cincau
Cincau (Hanzi: 仙草, pinyin xiancao) adalah gel serupa agar - agar yang diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air.
Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau ( Hanzi 仙草, pinyin xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan pembuatan gel ini.
Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam es cicau atau es campur) Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh.
Proses pembuatan diawali dengan perendaman, yang biasanya dilakukan setelah daun diremas-remas atau dihancurkan. Ada juga yang menyertakan perebusan terlebih dahulu. Pemberian soda kue dapat dilakukan sebagai pengawet. Warna cincau bermacam-macam, berkisar dari hijau hingga hijau pekat, bahkan hitam, tetapi disertai dengan kesan tembus pandang (transparan). Konsistensinya juga berbeda-beda. Warna dan konsistensi cincau berbeda-beda karena tumbuhan yang dipakai berbeda-beda.
Tumbuhan penghasil cincau bermacam-macam.
- Tumbuhan dari genus Mesona terutama M. procumbens, M. chinensis yang banyak diproduksi di Tiongkok bagian selatan serta indocina, atau M. palustris (dikenal dengan nama lokal Janggelan) yang banyak digunakan di indonesia menghasilkan cincau hitam;
- cylea barbata Myers atau cincau hijau, menghasilkan cincau berwarna hijau dan agak lebih padat konsistensinya;
- Melasthoma polyantum atau cincau perdu.
"Buah" (secara botani bukan buah tetapi syconia ) ficus pumilla (fikus rambat) di Tiongkok juga digunakan sebagai bahan jenis cincau lain yang disebut "pai-liang-fen" dan diperdagangkan sebagai grass jelly (sama seperti cincau) atau ai-yu jelly
Tumbuhan cincau hijau (C. barbata Myers.) merambat, daun berwarna hijau pucat dengan rambut di atas permukaannya. Selain sebagai penghasil cincau, ekstrak tumbuhan ini mengandung zat anti-protozoa, tetrandine, suatu khususnya terhadap penyebab malaria Plasmodium falciparum.
2) Daun Jeruk
Daun jeruk adalah jenis daun-daunan. Daun jeruk didapat dari tanaman jeruk. Daun jeruk digunakan untuk berbagai keperluan, salah satunya menambah aroma harum dalam masakan. Daun jeruk juga mempunyai rasa yang khas sehingga daun jeruk sering dijadikan perasa dalam olahan kuliner. Daun jeruk berwarna hijau, berbentuk lancip, dan tidak terlalu lebar. Daun jeruk dijual sangat murah sehingga biasanya dijual paketan dengan bumbu dapur lainnya. Daun jeruk merupakan tanaman obat keluarga dengan kata lain daun jeruk mudah ditanam di lingkungan rumah. Anda bisa menanam daun jeruk di pot untuk diambil daunnya yang muda dan digunakan langsung untuk masakan atau kegunaan lain. Daun jeruk dapat dimanfaatkan untuk masakan matang maupun dimanfaatkan mentah.
Fungsi
Daun jeruk mengandung aroma minyak esensial sejenis citrus dan sitronela. Karena mengandung sitronela, aroma daun jeruk mampu digunakan untuk mengusir nyamuk. Daun jeruk juga berfungsi untuk menjaga kesehatan gigi agar terhindar dari karies. Daun jeruk juga ampuh untuk meredakan kembung dan mual. Daun jeruk juga berkhasiat untuk proses detoksifikasi dalam tubuh.
Sedangkan untuk kuliner, daun jeruk berfungsi untuk menambah aroma dan memberi rasa asam dalam masakan. Biasanya daun jeruk digunakan dalam masakan bersantan seperti rendang. Daun jeruk sebagai perasa makanan, digunakan dalam olahan keripik, contohnya keripik tempe rasa daun jeruk. Daun jeruk juga digunakan sebagai garnish atau penghias dalam hidangan makanan.
Cara Mengolah
Cara menyimpan daun jeruk agar selalu segar sebenarnya cukup mudah. Anda hanya perlu menyimpan dalam kulkas di dalam wadah tertutup. Daun jeruk dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah itu, daun jeruk disimpan dalam toples plastik dan disimpan di kulkas yang tidak terlalu dekat dengan freezer. Penggunaan dan pengolahan daun jeruk juga tidak terlalu susah. Daun jeruk cukup ditambahkan dalam tumisan bumbu sampai layu dan mengeluarkan bau harum khas citrus. Sedangkan untuk penambah rasa, daun jeruk cukup dihaluskan dengan cara dicincang halus atau ditumbuk dengan bumbu lain sebelum dimasak. Dengan begitu, rasa dari daun jeruk bisa meresap.
3) Daun salam
Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan Nusantara. Dalam bahasa inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum.
pohon berukuran sedang, mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm Pepagan (kulit batang) berwarna coklat abu-abu, memecah atau bersisik.
daun tunggal terletak berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm. Helai daun berbentuk jorong-lonjong, jorong sempit atau lanset, 5-16 x 2,5–7 cm, gundul, dengan 6-11 urat daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal tampak jelas dekat tepi helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus.
Karangan bunga berupa malai dengan banyak kuntum bunga, 2–8 cm, muncul di bawah daun atau kadang-kadang pada ketiak. Bunga kecil-kecil, duduk, berbau harum, berbilangan-4; kelopak seperti mangkuk, panjangnya sekitar 4 mm; mahkota lepas-lepas, putih, 2,5-3,5 mm; benang sari banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok; piringan tengah agak persegi, jingga kekuningan. buah buni membulat atau agak tertekan, 12 mm, bermahkota keping kelopak, berwarna merah sampai ungu kehitaman apabila masak.
Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di Asia tenggara baik untuk masakan daging, ikan sayur mayur, maupun nasi, Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh, kering atau pun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang khas namun tidak keras. Di pasar dan di dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas.
Kayunya berwarna coklat jingga kemerahan dan berkualitas menengah. kayu yang tergolong ke dalam kayu kelat (nama perdagangan) ini dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah tangga. Kulit batang salam mengandung tanin, kerap dimanfaatkan sebagai ubar (untuk mewarnai dan mengawetkan) jala, bahan anyaman dari bambu dan lain-lain. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Buah salam dimakan orang juga, meski hanya anak-anak yang menyukainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar